Selasa, 19 Agustus 2008

Iseng yang keterlaluan

Nasrul baru berumur 10 thn. Dia dikenal sebagai anak yang cerdas dan cuek. Disamping itu dia juga dikenal sebagai anak yang sering merepotkan orang karena ……..isengnya kelewatan.
Minggu pagi ini Nasrul bangun lebih cepat dari biasanya. Dia keluar kamar dan bertemu nenek yang lagi ngolesin roti untuk sarapan.

Nasrul : Nek, Ibu dan Ayah mana ?..
Nenek : Masih tidur, tumben kamu bangun pagi sekali ?
Nasrul : Ngak pa..pa..

Nasrul langsung pergi mandi, berpakaian sekenanya dan ke garasi mengambil sepeda kesayangannya setelah terlebih dahulu melahap beberapa potong roti yang tersedia di meja makan.
Ketika sampai di halaman Dia bertemu nenek yang lagi asik menyiram kaktus yang potnya tertata rapi di teras.

Nasrul : Nek, Ibu dan Ayah mana ?....
Nenek : Masih tidur, kamu mau kemana ?
Nasrul : Maen sepeda di taman .....

Lebih 2 jam Nasrul maen sepeda di taman. Dia pulang ke rumah dan menemukan nenek lagi santai di kursi goyang sambil menonton TV, acara masak keluarga.

Nasrul : Nek, Ibu dan Ayah mana ?.....
Nenek : Masih belum bangun juga tuh. Kamu mau apa ?.. kok nanyain Ibu dan Ayah terus
Nasrul : Ngak pa..pa..

Nasrul kembali mengambil sepedanya dan pergi meninggalkan nenek yang terlihat penasaran melihat sikap Nasrul yang lain dari biasanya.
Setelah tengah hari Nasrul pulang ke rumah. Neneknya lagi asik menata meja menyiapkan makan siang.

Nasrul : Nek, Ibu dan Ayah mana ?.....
Nenek : Nenek juga bingung kok masih belum bangun. Kamu lapar ya ?...
Nasrul : Iya nek, kayaknya ayam goreng itu enak sekali.

Nasrul makan dengan lahap. Tak lama berselang tampak Nasrul begitu asik maen PS 2, hadiah ulang tahunnya tiga bulan yang lalu. Sementara nenek tampak menuju kamarnya. Seperti biasa .....tidur siang.

Menjelang sore nenek bangun dan melihat Nasrul masih asik dengan PS 2-nya. Begitu melihat nenek Nasrul menekan tombol pause dan menghampiri Neneknya.

Nasrul : Nek, Ibu dan Ayah mana ?.....
Nenek : lho Ibu dan Ayahmu masih belum bangun toh. Perasaan nenek jadi ngak enak. Sebetulnya ada apa sih kamu nanyain Ibu dan Ayah terus dan nenek liat kamu selalu cengar cengir ketika menanyakannya.
Nasrul : Nek, Semalam Ayah ke kamar Nasrul. Beliau menanya apakah saya melihat pelembab punya Ibu. Saya tidak tahu di mana pelembab milik ibu, namun saya ingat bahwa tube pelembab milik Ibu hampir sama bentuk dan warnanya dengan tube yang ada di meja belajar saya. Langsung saya kasihkan ke Ayah dan Ayah tampak buru buru masuk ke kamar..
Nenek : Memangnya yang di meja belajar kamu itu tube apa ? ...

Spontan wajah nenek nampak pucat, jelas sekali ada yang dikhawatirkan mengingat Nasrul sering iseng dan merepotkan sekampung.

Nasrul : Lem Super Glue.
Nenek : Oh ....... (langsung pinsan).

Cerita Nostalgia

Operator Telepon

Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telepon di rumah kami.Inilah telepon masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran dan minta disambungkan dengan nomor telepon lain. Sang operator akan menghubungkan secara manual. Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa , kalau putaran di putar , sebuah suara yang ramah, manis, akan berkata : "Operator " Dan si operator ini maha tahu. Ia tahu semua nomor telepon orang lain.!Ia tahu nomor telepon restoran, rumah sakit, bahkan nomor telepon toko kue di ujung kota . Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun dirumah, dan jempol kiri saya terjepit pintu. Saya berputar putar kesakitan dan memasukkan jempol ini kedalam mulut tatkala saya ingat ....operator!! Segera saya putar bidai pemutar dan menanti suaranya. " Disini operator..." " Jempol saya kejepit pintu..." kata saya sambil menangis . Kini emosi bisa meluap, karena ada yang mendengarkan. " Apakah ibumu ada di rumah ? " tanyanya. " Tidak ada orang " " Apakah jempolmu berdarah ?" " Tidak , cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali " " Bisakah kamu membuka lemari es ?" tanyanya. " Bisa, naik di bangku " " Ambillah sepotong es dan tempelkan pada jempolmu..." Sejak saat itu saya selalu menelpon operator kalau perlu sesuatu. Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah Negara, tanya tentang matematik. Ia juga menjelaskan bahwa tupai yang saya tangkap untuk dijadikan binatang peliharaan , makannya kacang atau buah. Suatu hari, burung peliharaan saya mati.Saya telpon sang operator dan melaporkan berita duka cita ini. Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata kata hiburan yang biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih.

Tapi rasa belasungkawa saya terlalu besar.
Saya tanya : " Kenapa burung yang pintar menyanyi dan menimbulkan sukacita sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya ?" Ia berkata pelan : " Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain..." Kata -kata ini - ngga tau bagaimana - menenangkan saya. Lain kali saya telpon dia lagi. " Disini operator " " Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?" Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun. Kami sekeluarga kemudian pindah kota lain. Saya sangat kehilangan " Disini operator "

Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian dan mau meladeni anak kecil. Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya studi trip ke kota asal. Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telepon, dan minta bagian "operator " " Disini operator " Suara yang sama. Ramah tamah yang sama. Saya tanya : " Bisa ngga eja kata kukuruyuk " Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan : "Jempolmu yang kejepit pintu sudah sembuh kan ?" Saya tertawa. " Itu Anda.... Wah waktu berlalu begitu cepat ya " Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua pembica raan waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya. Ia berkata serius : " Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu menunggu nunggu kau menelpon " Saya ceritakan bahwa , ia menempati tempat khusus di hati saya. Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi. " Tentu, nama saya Saly " Tiga tahun kemudian saya balik ke kota asal. Telpon operator. Suara yang sangat beda dan asing. Saya minta bicara dengan operator yang namanya Saly. Suara itu bertanya " Apa Anda temannya ?" " Ya teman sangat lama " " Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun terakhir bekerja paruh waktu karena sakit sakitan. Ia meninggal lima minggu yang lalu..." Sebelum saya meletakkan telepon, tiba tiba suara itu bertanya : "Maaf,apakah Anda bernama Paul ?" "Ya " " Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong kertas, sebentar ya....." Ia kemudian membacakan pesan Saly : " Bilang pada Paul, bahwa " IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN"... Paul akan mengerti kata kata ini...." Saya meletakkan gagang telepon. Saya tahu apa yang Saly maksudkan.

Jangan sekali sekali mengabaikan, bagaimana Anda menyentuh hidup orang lain !.....